Adaptasi Naskah Monolog “Marsinah Menggugat” Karya Ratna Sarumpaet.

Naskah Monolog
Adaptasi Naskah Monolog “Marsinah Menggugat” Karya Ratna Sarumpaet.

BACA NASKAH ASLI DISNI !!

“Namaku Adalah Tuna...”
Oleh : J.Efendy

Beberapa kasus perempuan yang ditindas semakin menjadi bahan perbincangan publik, dari kasus pemerkosaan, pembunuhan bahkan Kekerasan terhadap perempuan sudah menjadi biasa, sepertinya kaum perempuan kodratnya berada di bawah, juga kehormatannya hanya cerita belaka saja sehingga kaum perempuan memiliki beberapa zaman yang di lompati. Kemudian perempuan selalu berada di titik terlemah. Lalu, apakah seorang perempuan itu kodratnya akan selalu dilemahkan, bahkan di tindas?


Fragmen I

Sangat menyedihkan, ketika masa kita sengaja ditiadakan, keberadaan sosok kita dari peradaban dengan cara harkat martabat di diludahi lalu di dicengkram dengan sesuka hati mereka, dan mereka menikmati tubuh kita perlahan. Sehabis itu pergi begitu saja. Apakah kita seekor kelinci yang dicabik-cabik dan kita disisakan tulang-tulangnya?

MENGAJAK PENONTON DENGAN WAJAH SEDIKIT KALUT
Oya......apakah kalian masih ingat pada kisah-kisah perempuan yang hilang lalu  bantai kemudian ditinggal mayatnya begitu saja?, ia adalah seorang perempuan yang ditiadakan dengan sengaja, tubuhnya di bantai sampai tulang belulangnya hancur, dibius, di perkosa, lalu kisah pragawati tewas dibunuh dengan tembakan berulang kali oleh seorang yang ahli dalam menembak kemudian mayat nya dibuang disebuah kebun karet dibilangan kalibata yang sekarang menjadi komplek perumahan.. Bangsat!! Perempuan-perempuan itu juga mempunya hak untuk membunuh dan menindas mereka, kejamnya melebihi srigala.

MENYESALI KEADAANNYA.
Sebenarnya siapa yang salah? Kita atau mereka yang salah menyikapi kita dari sisi lain? Perempuan itu adalah seseorang yang melahirkan manusia-manusia kapital seperti mereka, tuhan.....aku mulai menyadari, akulah yang mengajarkan tentang cinta, kesetian, harga diri dan  menghargai manusia dengan memaksa untuk menganiya mereka yang bertolak belakang pendapatnya dengan dia (Menunjuk sambil tertawa sinis) lihat... dia meremehkan keberadaan kita, ketika kancing bajuku di buka sedikit menganga, mereka melotot menahan syahwatnya yang meledak-ledak, kemudian aku perlihatkan mereka sedikit tentang seonggok peta paha dan mereka bernafsu ingin menggerayangiku dengan semangatnya sampai mereka tanpa sadar menghabisiku hingga nafasku tertahan mencekik dileherku, tiba-tiba aku kehilangan kesadaran..... ia, semakin leluasa diatasku.

(Menangis) Kehormatanku dirampas sia-sia, tubuhku.....tubuhku ternodai demi kepentingan mereka semata... Biadab!!!
Aku mulai ragu dengan cita-citaku, ia mulai suram.
 Tapi...!! aku mencoba tegar, tidak itu hanya tubuhku saja yang di gadaikan, anggap itu sebagai penebus dosa, dosa yang menjambak keperawananku, sementara aku menikmatinya tanpa memberontak, hanya agar di anggap perempuan memiliki harga diri sebab perempuan seperti ku patut disetubuhi dengan para hidung belang seperti mereka(Sambil tersegun menagisi dirinya).

Tunggu sebentar, ada yang menelpon, mungkin ini dari beberapa pelangganku yang dikekang oleh para istri-istrinya dirumah., aku angkat dulu, agar merasa tidak menghianati diruku sendiri, karena hari ini, setiap perempuan di bentuk oleh zaman. Zaman penipuan, zaman trend, zaman yang mengajariku bagaimana menjadi congkak, kuat, apatis,. Tungu..........

MENERIMA TELPON
Dengar,.....semudah itukah jiwa perempuan yang di putar balikkan dengan keadaan,. Semudah itukah wajah perempuan menggambar lukanya berubah menjadi riang? Keparat Kalian!!! Terus kalian hangat membocarakan tentang ketegaran dan prisip perempuan?? Dimanakah yang dikatakan Ketegaran dan letak air mata perempuan?

Mungkin letak ketegaran kalian mewarnai rambut kalian dengan cat, padahal itu titik terlemah perempuan di mata mereka!!, mungkin kegembiraan kalian berada diantara wajah-wajah yang di polesi berbagai peristiwa, padahal itu bencana besar yang akan kita hadapi sendiri. Tidak semua perempuan seperti ku mampu membuat para lelaki menjadi bernafsu menelenjangiku, kalian lihat sisik di wajahku, aku sudah mulai keriput, tanganku mulai berlapis coklat kehitaman, rambutku....rambutku mulai rontok menabur amarah di liang lahat yang membuat kalian akan tega menghabisiku dengan dua belah kain di dada dan di selangkanganku!!

Fragmen II

Sekarang sudah waktunya aku memakai kebayah putih,(Sambil Mengenakan Baju) menunggu kematian itu datang menjemputku, menunggu pelaku-pelaku yang jenaka menghabisi perempuan-perempuan sepetiku yang di buang ke liang lalu menghilangkan jejaknya tanpa merasa berdosa. Aku yakin, pelaku-pelaku pembunuhan itu berada diantara kita (Melihat penonton) . tapi ketika aku menemukan seorang pembunuhnya, kalian hanya duduk diam saja disitu, para oknum polisi malah mengintaiku sebagai komplotan pemborontak, dan para ulama yang dulu mengajari tentang agama dan pendirian pasti akan meyeretku kedalam penjara juga karena pada situasi seperti ini, para ulama menyimpan dosanya kedalam surbannya, bahkan Ijab Qobul ku dulu diperdagangkan begitu saja.

HENING SEJENAK

Aku tahu,.....Mereka dibunuh demi mempertaruhkan upah yang terlalu sedikit, sampai harus mengais nasi dijalanan.. kenapa mereka dibunuh? Itu hal yang paling aku tidak mengerti tentang rezim baru, yang salah di benarkan, Yang benar disalahkan, Lelucon macam apa itu!!  Sampai bermunculun aktivis perempuan yang demi mengangkat martabat perempuan berada dititik teratas. Kenapa waktu ibu kartini mengajari kita tentang pendidikan dan tentang perempuan yang harus juga mempunyai pendidikan setara dengan anak lelaki, kenapa mereka tidak dibunuh juga lalu mayatnya dibuang juga seperti marsinah, sum Kuning yang di perkosa secara bergilirian, kemudian Dice Budiarsih yang ditembak berulang kali dan mayatnya di buang juga!! Siapakah yang bertanggungjawab atas peristiwa itu?? Semuanya bungkam saling suap menyuap demi nama baiknya tidak tercoreng, tapi kenapa kita coreng Nama kita sendiri? Bahkan kalian robek-robek selangkangan kita demi kepuasaan?

Ketidak adilan seperti itulah yang membuat perempuan itu menjadi rendah, di banting kesana-kemari seperti boneka, boneka pelacur, boneka bulan-bulan Oknum militer, simpanan pejabat-pejabat berdasi, bahkan siksaan bagi mereka yang berkuasa yang mempunyai nilai materi lebih tinggi dari perempuan. Perempuan memiliki materi paling tertinggi dari mereka, perempuan memiliki kekuasaan tubuh tertinggi dari mereka, perempuan memliki derajat termahal dari mereka, juga kita, kita memiliki kehormatan diatas kehormatan para penegak hukum.

Hey...lihat di sekililingmu, para perempuan belia didekatmu itu ialah generasi yang patut di perjuangankan, bukan generasi pembantaian, jaga mereka baik-baik, ingat,. Ketika lenganmu di cengkram dengan lelaki tak dikenal, lawanlah.......sebab, jika kau berdiam diri saja, kau malah tambah di rendahkan, harkatmu semakin di injak-injak.

Jangan jadi sepertiku, akulah perempuan yang tak mampu melawan getirnya kebiadaban mereka, serakahnya mereka, hingga tubuhku menjadi murah, tak semahal baju yang aku kenakan sekarang. Kalian mau tubuh kalian dibandikan dengan harga parfum yang kalian kenakan sekarang.......Sadarlah, kuasailah tubuhmu, sebelum kau dikuasi tubuhmu yang lentur itu. Karena, aku yang akan mengantar kalian pada beragam macam persoalan lelaki.

MARAH
Ini semua tentang perbudakan dan ilusi-ilusi jaminan kesajaterahan, perlu kalian ketahui, bahwa masih banyak perempuan yang masih tegar, perempuan yang masih memiliki rasa cinta, perempuan yang mempunyai derajat, perempuan yang masih memiliki kehormatan bahkan,. Masih banyak marsinah-marsinah lain yang belum dibunuh. Ingat Itu!!

SEBENTAR MENYADARINYA

Ternyata aku masih anggun dengan rambutku yang mengurai panjang ini (Bercermin), bibirku masih segar, alisku agak sedikit tipis menggambar sabit yang kelak akan menjadi saksi perjalanan hidupku, (Tersenyum) dadaku, dadaku masih sedikit kencang, pinggangku tetap seperti remaja dulu, langsing....pahaku mulai bertambah gemuk dengan lemak, kakiku terasa masih lembab menanam banyak peristiwa yang dilewatinya.

Sebenarnya, aku tidak ingin menjadi tuna susilah seperti ini. Itu semua sebagai penyerahan diri perempuan demi terbayarnya hidup. Kenapa mereka tidak melarangku? Yang aku tahu, ada berbagai macam kelompok pemberontakan perempuan diluar sana, mempertahankan hak-hak, demi terhormatnya derajatku, derajat kalian juga. (Menjelaskan dengan tegas) : bahwa peristiwa ini ada hubungannya dengan pemerintahan,  sebab menyatakan bahwa tuna susilah itu melanggar adat istiadat dan norma yang berlaku dalam masya-rakat, yaitu norma kesopanan, norma kesusilaan, norma agama, dan norma hukum. aku ciptakan rehabilitasi untuk kalian, Brengsek dengan wacana itu.

Lebih baik kalian pergi saja dari hadapanku,. Pergilah kerumah masing-masing, bahagiakan mereka yang telah bersama kalian selama ini, cintailah mereka yang bersamamu, rindu bagi perempuan ialah dosa besar dari kecantiknya. Aku yang bernama Permata Soekatnoputri menentang jelas dihadapan kalian ; kalau kalian mau jadi penerusku, kalian harus lantang dan tegas menghadapinya, aku selalu berkata dangan lantang “Komnas perempuan....Komnas Perempuan......Di jamanku, perempuan sepertiku ia ku jadikan Pasukan geriliya perang pemberontak negara, tapi kalian sia-siakan begitu saja....Akh....!!, pulanglah kalian, jaga harkat kalian setigginya

Di segala penjuru, perempuan seperti ku di campakkan kedalam politik, aku dijadikan produk jual beli. aku juga ingin menjadi mereka yang normal, mereka yang memiliki sodilaritas yang rendah dari ku, yang mempunyai profesi, profesi mempertahankan harga diri. Pecundang......!!

Aku mulai lemas, seakan tak berdaya betapa hinanya mencerminkan diri pada diriku sendiri, banyak bermacam lubang yang aku temui dipersimpangan jalan itu, segala persoalan menjamahku larut dalam sebuah kamar yang pekat, hitam, gelap aku tak bisa merabah aku hanya bisa merasakan firasat kematianku sendiri, perempuan sepertiku masih di anugrahi sebuah gerai rambut yang pekat ketika aku dihampiri haid, sesekali aku ingin memotong cabang rambutku satu persatu, aku ingin mengigit putingku yang telah banyak menelan simpang-siur poligami aku risih tetangga-tetanggaku membicarakan keberadaanku, tentang aku memakai bikini, tentang aku gonta-ganti lelaki setiap malamnya. Aku tidak kuat menahan pasang itu datang bertubi-tubi melawanku sampai aku direhabilitasi, aku tidak mampu lagi.....sesekali aku ingin menancapkan pisau di ketiak vaginaku hingga darah itu berceceran mengaliri kasus yang tertutup rapat begitu saja,

Sum Kuning......Sum Kuning,... saat ini nasibku sama denganmu, hanya niat dan waktu yang membedakan kita, aku sendiri yang menawarkan tubuhku demi upah.

Dice,.... sekarang aku juga terbunuh secara perlahan, tubuhku lebih sakit dari tembakan peluru yang menancap tegas ditubuhmu waktu itu, aku lebih tidak terhormat hidupku yang seperti ini.

Marsinah.....marsinah,... Hari ini tubuhku, vaginaku lebih mengerikan dicoreng-coreng dengan banyak lelaki tak di kenal, tubuh ku lebih mengenaskan terbuang diantara jurang-jurang lelaki yang tidak jelas. Dan paling mengerikan namaku tidak kenang sepertimu.

Tuhan...........saat ini, semuanya menjadi nyata, seharusnya perempuan yang dibunuh itu adalah aku, bukan perempuan pejuang seperti mereka, sebenarnya aku adalah perempuan rezim yang menjual tubuhku demi hidup. perempuan yang menelatarkan harkat kehormatan kalian secara terang-terangan, itu adalah aku. Perempuan yang tidak memiliki kesangsian, perempuan yang tidak mempunyai rumah, perempuan yang terbuang, perempuan yang tidak punya jatidri itu adalah Aku..
entah aku itu siapa dimata kalian!!

Black Out/
ENDING

Comments